Resensi Buku
Judul : Agar Pasangan Seindah Impian
Penulis : Awan Abdullah dan Abdi Abdillah
Penerbit : Arkan Publishing
Tebal : 132 halaman
Anda termasuk golongan orang yang takut memutuskan menikah?Mungkin dengan alasan sepele, misalnya takut menemukan pasangan yang ternyata tidak "klop", sehingga khawatir akan ribut setiap harinya. Padahal jika dipikir secara bijak Allah SWT menciptakan manusia tidak ada yang sama persis. Jadi sejauh apapun Anda mencari jodoh yang setipe atau sama persis dengan anda, pasti tidak akan ada. Dalam firmanNya di Surat Al Hujurat ayat 13, bahwasanya Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa bersuku-suku, berbeda budaya, dan sebagainya dengan tujuan untuk saling mengenal. Maka, saling mengenallah agar tahu-sama tahu. Setelah itu anda dapat saling memahami, lalu saling percaya, kemudian saling mencintai karena Allah.
Pernikahan merupakan sarana mempersatukan dua insan yang berbeda latar belakang, nilai, budaya, dasar pendidikan, keluarga, dan lingkungan. Dengan kata lain pernikahan adalah saatu pembenturan antara idealisme dan realitas. Jika idealisme suami adalah membayangkan bahwa menikah itu akan memiliki isteri yang siap melayani, bisa menyenagkan hati, dan sebagainya. Namun, pada kondisi sebenarnya bisa jadi jauh berbeda karena pada kenyataannya isteri sibuk dengan karier, tipe serius, atau tidak suka dengan hal-hal yang romantis.
Terkadang pernikahan itu tidak selamanya indah, walaupun sebenarnya bergantung pada siapa yang melihat dan bagaimana cara melihat permasalahan pernikahan. Alhamdulillah, jika Anda memandang pernikahan dan lika-likunya sebagai suatu keindahan yang tidak ternilai.
Dalam buku ini penulis menyampaikan bahwa kalau selama perjalanan pernikahan ternyata mengalami kendala-kendala dan masih saling berbenturan. Kunci dari segala permasalahan tersebut adalah komunikasi. Hampir 90% permasalahan keluarga adalah gagalnya komunikiasi. Selain komunikasi, solusi penting kedua adalah "Jangan ada yang merasa paling benar". Kalau setiap pasangan sama-sama merasa benar, maka bersiap-siaplah mendaki beratnya kehidupan rumah tangga. Solusi ketiga adalah "tetap tegur sapa", semarah apapun kita terhadap pasangan, tetaplah saling bersapa ria, walaupun hanya sekedar menyapa "Sudah makan Mas?" atau "Bunda makan yuk!".
Di dalam buku ini juga disajikan 14 karakter sulit pasangan dan solusi untuk menyikapinya. Ke-14 karakter sulit itu di antaranya; pasangan suka marah baik dari tipe yang sanguinis, melankolis, korelis, dan plegmatis; pasangan tidak romantis; maunya menang sendiri; tidak senang berdandan; orangnya pemalas; hobinya suka mengkritik; mudah stres; bukan orang rumahan; gila kerja (workaholic); pendongeng ulung; superhemat; terlalu royal; kurang penyayang; dan sangat introvert entah secara periodik, momental, atau bawaan.
Di bagian kedua dihadirkan trik-trik memikat sang buah hati, tapi sebelumnya dipaparkan sepuluh langkah salah mendidik anak. Tema ini diangkat penulis karena melihat banyaknya orang tua yang sudah mempunyai anak, tapi merasa belum menjadi orng tua. Frustasi mengendalikan sifat dan perilaku anak, tidak menyangka bahwa Anda akan memiliki keturunan sedemikian nakalnya. Anda seakan tidak percaya bahwa Anda adalah warisan dari orangtuanya sendiri. Di bagian kedua ini pula penulis menyelipkan beberapa canda halal bagi pasangan bahagia.
Jadi, jangan khawatir para pemuda dan pemudi, para pengantin muda, atau siapapun Anda. Selalu ada alternatif solusi bagi Anda untuk menyikapi karakter yang sulit dari pasangan Anda dan agar anak Anda berada dalam "kendali" Anda tanpa paksaan dan tekanan apapun. Kalau sudah tahu kuncinya, insya Allah semuanya akan menjadi mudah. Oleh karena itu perlunya ilmu adalah untuk membuat kita mudah dalam menempuh hidup ini. Sungguh, bahwa interaksi dengan pasangan adalah faktor terbesar harmonisnya rumah tangga dan memiliki hubungan baik dengan anak adalah penyempurna dari hubungan tersebut. Tiada yang diharapkan oleh sebuah keluarga selain indahnya kebersamaan dan utuhnya persaudaraan.
Pernikahan merupakan sarana mempersatukan dua insan yang berbeda latar belakang, nilai, budaya, dasar pendidikan, keluarga, dan lingkungan. Dengan kata lain pernikahan adalah saatu pembenturan antara idealisme dan realitas. Jika idealisme suami adalah membayangkan bahwa menikah itu akan memiliki isteri yang siap melayani, bisa menyenagkan hati, dan sebagainya. Namun, pada kondisi sebenarnya bisa jadi jauh berbeda karena pada kenyataannya isteri sibuk dengan karier, tipe serius, atau tidak suka dengan hal-hal yang romantis.
Terkadang pernikahan itu tidak selamanya indah, walaupun sebenarnya bergantung pada siapa yang melihat dan bagaimana cara melihat permasalahan pernikahan. Alhamdulillah, jika Anda memandang pernikahan dan lika-likunya sebagai suatu keindahan yang tidak ternilai.
Dalam buku ini penulis menyampaikan bahwa kalau selama perjalanan pernikahan ternyata mengalami kendala-kendala dan masih saling berbenturan. Kunci dari segala permasalahan tersebut adalah komunikasi. Hampir 90% permasalahan keluarga adalah gagalnya komunikiasi. Selain komunikasi, solusi penting kedua adalah "Jangan ada yang merasa paling benar". Kalau setiap pasangan sama-sama merasa benar, maka bersiap-siaplah mendaki beratnya kehidupan rumah tangga. Solusi ketiga adalah "tetap tegur sapa", semarah apapun kita terhadap pasangan, tetaplah saling bersapa ria, walaupun hanya sekedar menyapa "Sudah makan Mas?" atau "Bunda makan yuk!".
Di dalam buku ini juga disajikan 14 karakter sulit pasangan dan solusi untuk menyikapinya. Ke-14 karakter sulit itu di antaranya; pasangan suka marah baik dari tipe yang sanguinis, melankolis, korelis, dan plegmatis; pasangan tidak romantis; maunya menang sendiri; tidak senang berdandan; orangnya pemalas; hobinya suka mengkritik; mudah stres; bukan orang rumahan; gila kerja (workaholic); pendongeng ulung; superhemat; terlalu royal; kurang penyayang; dan sangat introvert entah secara periodik, momental, atau bawaan.
Di bagian kedua dihadirkan trik-trik memikat sang buah hati, tapi sebelumnya dipaparkan sepuluh langkah salah mendidik anak. Tema ini diangkat penulis karena melihat banyaknya orang tua yang sudah mempunyai anak, tapi merasa belum menjadi orng tua. Frustasi mengendalikan sifat dan perilaku anak, tidak menyangka bahwa Anda akan memiliki keturunan sedemikian nakalnya. Anda seakan tidak percaya bahwa Anda adalah warisan dari orangtuanya sendiri. Di bagian kedua ini pula penulis menyelipkan beberapa canda halal bagi pasangan bahagia.
Jadi, jangan khawatir para pemuda dan pemudi, para pengantin muda, atau siapapun Anda. Selalu ada alternatif solusi bagi Anda untuk menyikapi karakter yang sulit dari pasangan Anda dan agar anak Anda berada dalam "kendali" Anda tanpa paksaan dan tekanan apapun. Kalau sudah tahu kuncinya, insya Allah semuanya akan menjadi mudah. Oleh karena itu perlunya ilmu adalah untuk membuat kita mudah dalam menempuh hidup ini. Sungguh, bahwa interaksi dengan pasangan adalah faktor terbesar harmonisnya rumah tangga dan memiliki hubungan baik dengan anak adalah penyempurna dari hubungan tersebut. Tiada yang diharapkan oleh sebuah keluarga selain indahnya kebersamaan dan utuhnya persaudaraan.
1 komentar:
Stainless Steel Case Case - Titanium Hair Clipper - TITNIA
Stainless Steel cobalt vs titanium drill bits Case oakley titanium sunglasses Titanium Brush Kit from TITNIA ridge wallet titanium - This Stainless Steel razor is suitable for heavy shaving and is ideal titanium or ceramic flat iron for titanium apple watch a thicker skin.
Posting Komentar