Rabu, 10 Desember 2008

Ayah Teladan....

Idul Adha', selalu mengingatkan kita pada kisah pengorbanan Ibrahim. Pengorbanan yang sangat besar, karena yang harus dikorbankan adalah putra kesayangannya, Ismail, yang telah lama dinantikan kelahirannya.

Ibrahim a.s. adalah seorang rasul yang diberi julukan bapaknya para nabi, karena selain beliau adalah moyangnya para nabi, beliau juga merupakan sosok seorang ayah teladan.

Firman Allah dalam surat An Nahl : 120
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya).

Keteladanan ibrahim yang pertama adalah tentang pengorbanannya. Pengorbanan yang begitu besar karena cintaNya kepada Allah. Patut diteladani bagi para ayah saat ini, terkadang para ayah di zaman modern ini terlampau sibuk terkungkum dalam pekerjaannya, sehingga tidak memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Padahal anak-anak adalah amanat Allah, yang harus dijaga untuk tetap berada pada fitrahnya, hingga dia menjadi anak yang sholeh. Maka bagi para ayah, korbankanlah "sedikit" waktu anda untuk memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak.

Keteladanan kedua adalah tentang kedemokratisannya . Simaklah apa yang disampaikan beliau kepada Ismail ketika mendapat perintah kurban dari Allah.

"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?" (As-Shafat:102).

Dapat disimpulkan bahwasanya Ibrahim tdk memaksakan kehendaknya kepada Ismail. Ketika mendapat perintah, beliau tidak langsung bertindak otoriter, tapi mengajak anaknya bermusyawarah, wahai anakkku pikirkanlah apa pendapatmu?.

Betapa banyak para ayah saat ini yang memaksakan kehendak kepada anak-anaknya. Anak disuruh mengikuti les ini, dan les itu, tanpa dikomunikasikan terlebih dahulu. Padahal sang anak tidak merasa enjoy mengikutinya. Atau bahkan mungkin tentang perjodohan, walaupun memang kewajiban ayah adalah mencarikan pendamping terbaik bagi anak-anaknya, tapi tidak seharusnya memaksakan kehendak kepada anak.

Mungkin ada pendapat lain, tambahan, sanggahan dari para pembaca, silakan dikomentari. Jazakallah Khair...

Wallahu A'lam bis showab.

Minggu, 07 Desember 2008

IDEALISME vs REALITAS



Resensi Buku
Judul : Agar Pasangan Seindah Impian
Penulis : Awan Abdullah dan Abdi Abdillah
Penerbit : Arkan Publishing
Tebal : 132 halaman

Anda termasuk golongan orang yang takut memutuskan menikah?Mungkin dengan alasan sepele, misalnya takut menemukan pasangan yang ternyata tidak "klop", sehingga khawatir akan ribut setiap harinya. Padahal jika dipikir secara bijak Allah SWT menciptakan manusia tidak ada yang sama persis. Jadi sejauh apapun Anda mencari jodoh yang setipe atau sama persis dengan anda, pasti tidak akan ada. Dalam firmanNya di Surat Al Hujurat ayat 13, bahwasanya Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa bersuku-suku, berbeda budaya, dan sebagainya dengan tujuan untuk saling mengenal. Maka, saling mengenallah agar tahu-sama tahu. Setelah itu anda dapat saling memahami, lalu saling percaya, kemudian saling mencintai karena Allah.

Pernikahan merupakan sarana mempersatukan dua insan yang berbeda latar belakang, nilai, budaya, dasar pendidikan, keluarga, dan lingkungan. Dengan kata lain pernikahan adalah saatu pembenturan antara idealisme dan realitas. Jika idealisme suami adalah membayangkan bahwa menikah itu akan memiliki isteri yang siap melayani, bisa menyenagkan hati, dan sebagainya. Namun, pada kondisi sebenarnya bisa jadi jauh berbeda karena pada kenyataannya isteri sibuk dengan karier, tipe serius, atau tidak suka dengan hal-hal yang romantis.

Terkadang pernikahan itu tidak selamanya indah, walaupun sebenarnya bergantung pada siapa yang melihat dan bagaimana cara melihat permasalahan pernikahan. Alhamdulillah, jika Anda memandang pernikahan dan lika-likunya sebagai suatu keindahan yang tidak ternilai.

Dalam buku ini penulis menyampaikan bahwa kalau selama perjalanan pernikahan ternyata mengalami kendala-kendala dan masih saling berbenturan. Kunci dari segala permasalahan tersebut adalah komunikasi. Hampir 90% permasalahan keluarga adalah gagalnya komunikiasi. Selain komunikasi, solusi penting kedua adalah "Jangan ada yang merasa paling benar". Kalau setiap pasangan sama-sama merasa benar, maka bersiap-siaplah mendaki beratnya kehidupan rumah tangga. Solusi ketiga adalah "tetap tegur sapa", semarah apapun kita terhadap pasangan, tetaplah saling bersapa ria, walaupun hanya sekedar menyapa "Sudah makan Mas?" atau "Bunda makan yuk!".

Di dalam buku ini juga disajikan 14 karakter sulit pasangan dan solusi untuk menyikapinya. Ke-14 karakter sulit itu di antaranya; pasangan suka marah baik dari tipe yang sanguinis, melankolis, korelis, dan plegmatis; pasangan tidak romantis; maunya menang sendiri; tidak senang berdandan; orangnya pemalas; hobinya suka mengkritik; mudah stres; bukan orang rumahan; gila kerja (workaholic); pendongeng ulung; superhemat; terlalu royal; kurang penyayang; dan sangat introvert entah secara periodik, momental, atau bawaan.

Di bagian kedua dihadirkan trik-trik memikat sang buah hati, tapi sebelumnya dipaparkan sepuluh langkah salah mendidik anak. Tema ini diangkat penulis karena melihat banyaknya orang tua yang sudah mempunyai anak, tapi merasa belum menjadi orng tua. Frustasi mengendalikan sifat dan perilaku anak, tidak menyangka bahwa Anda akan memiliki keturunan sedemikian nakalnya. Anda seakan tidak percaya bahwa Anda adalah warisan dari orangtuanya sendiri. Di bagian kedua ini pula penulis menyelipkan beberapa canda halal bagi pasangan bahagia.

Jadi, jangan khawatir para pemuda dan pemudi, para pengantin muda, atau siapapun Anda. Selalu ada alternatif solusi bagi Anda untuk menyikapi karakter yang sulit dari pasangan Anda dan agar anak Anda berada dalam "kendali" Anda tanpa paksaan dan tekanan apapun. Kalau sudah tahu kuncinya, insya Allah semuanya akan menjadi mudah. Oleh karena itu perlunya ilmu adalah untuk membuat kita mudah dalam menempuh hidup ini. Sungguh, bahwa interaksi dengan pasangan adalah faktor terbesar harmonisnya rumah tangga dan memiliki hubungan baik dengan anak adalah penyempurna dari hubungan tersebut. Tiada yang diharapkan oleh sebuah keluarga selain indahnya kebersamaan dan utuhnya persaudaraan.

Jumat, 05 Desember 2008

Jika anak-anak bercita-cita...

"Cita-citaku, u... u... ingin jadi presiden", tentunya orang yang seumuran ayah pasti masih ingat dengan lagu yang dipopulerkan Joshua Suherman sekitar tahun 1994-an.

Cita-cita, jadi presiden wajar... dan pasti orang tua tidak mempermasalahkannya. Tapi jika seandainya anak anda bercita-cita menjadi seorang tukang ojeg, bagaimana reaksi anda sebagai orang tua?

Ada sebuah cerita menarik:

Suatu pagi jalanan macet total, sedangkan jam menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit. Mang Gimin yang setiap hari mengantar Ridwan pun panik. Tinggal lima belas menit lagi bel di sekolah Ridwan berbunyi. Dan kendaraan beroda empat ini terjebak dalam antrian bak ular naga yang belum juga mau bergerak.
Mang Gimin turun saat melihat tukang ojeg di samping kiri jalan. Akhirnya, pagi itu Ridwan melesat menuju sekolah mengunakan jasa tukang ojeg. Berkat kegesitan sang ojeg, alhamdulillah Ridwan tiba disekolah tepat waktu.

Pulang sekolah, Ridwan langsung melesat mencari bunda. “Bunda.... Bunda.... Sinii,” suara nyaring bocah kelas satu SD ini lambat laun semakin mendekati sang Bunda. Ridwan kini berada di samping bunda yang sedang asik menulis naskah di komputer kesayangannya.

Nda, tau nggak. Ridwan kalau udah besar pengen jadi apa ayo?” ujar Ridwan memancing. Bunda menatap dan tersenyum. Ridwan yang tak sabar segera melanjutkan,” Ridwan pengen jadi tukang ojeg.!”

Kaget? Anda barangkali akan kaget dan tak dapat membayangkan anak Anda ternyata bercita-cita jadi tukang ojeg seperti Ridwan, persis seperti kagetnya Bunda Ridwan sesaat setelah buah hatinya polos berkata demikian. Lalu, bagaimana respon Anda selanjutnya?

Ternyata, jika Anda membiarkan sebentar ajaimajinasi anak “terbang” bebas, Anda barangkali akan menemukan hal-hal menakjubkan dari mereka. Ketika ditanya cita-cita, barangkali sebagian mereka akan menjawab dengan hal-hal yang tak biasa. Dalam benak mereka, bisa saja terlintas dipikirannya ia ingin menjadi supir bus, penarik bajaj atau bahkan tukang becak.

Dari sumber investigasi majalah Auladi, ternyata jika tidak terjadi “intervensi” dari orangtua, anak-anak usia balita sekalipun, angan-angan tentang cita-cita bagi mereka ternyata sungguh indah dan alamiah. Saat Auladi misalnya “main” ke TK Permata Ilmu, Bandung, Auladi pun menemukan jawaban-jawaban yang ajaib. Kadang pernyataan menggelitik dan menakjubkan dari mulut-mulut kecil itu.

Aku ingin jadi suster hewan aja. Tapi, tunggu dulu... aku kan cuma suka kucing, jadi aku mau jadi suster kujing aja deh. Suster ya, bukan dokter,” celoteh gadis manis yang bernama Sarah. Guru-guru prasekolah yang mendengarnya pun tersenyum.

Sedangkan Azka Rahima (3,9 tahun), yang menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan laut segera menjawab pertanyaan sang ibu. “Azka pengen jadi penjaga pantai. Soalnya biar bisa nolong anak kecil yang mau tenggelam,” sambut Azka sambil menerawang teringat pada buku cerita miliknya yang berkisah tentang penjaga pantai.

Sebagiam orangtua sudah tentu ada yang merasa was-was dan waspada dengan ucapan anak-anaknya. “Masa sih cita-citanya seperti itu?”



Abu Syauqi bersama "Pandawa"nya

Namun, berdasarkan pengalaman mendidik keenam buah hatinya, Ustadz Abu Sauqi tidak menjadikan cita-cita anak yang “ajaib” tersebut sebagai sesuatu yang menakutkan. “Cita-cita itu sebenarnya ada ketika seseorang sudah baligh secara akal. Sudah memiliki pikiran apa yang ia inginkan bentuk ke depan. Sedangkan, kalau untuk anak-anak belum sepenuhnya termasuk cita-cita. Mereka hanya mengeluarkan yang terekam oleh otak. Jadi, cita-cita yang sebenarnya harus diolah oleh akal kemudian direalisasikan dalam kehidupan,” ujar pria penggagas Rumah Zakat Indonesia ini menuturkan.


Mengamini Abu Sauqi, psikolog Iip Fariha, M.Psi mengatakan cita-cita yang disebut anak merupakn sari yang tercipta lewat lingkungan. Pada tahap ini sebenarnya anak masih asbun (asal bunyi-red), masih sekadar angan-angan semata.

Cinta bersemi di bangku SD...

Pagi yang indah, ayah duduk di serambi masjid usai shalat subuh berjamaah. Sambil menikmati udara pagi yang belum tercampur kotornya asap kendaraan bermotor.

Tiba-tiba seorang lelaki paruh baya datang menghampiri ayah. Namanya pak Suraji biasa dipanggil Pak Aji. Pak Aji orangnya supel dan enak diajak bicara. Biasanya kalau ayah lagi punya masalah, seringnya curhat sama Pak Aji, dan beliau sering memberikan solusi dan petuah-petuah berdasarkan pengalaman-pengalamannya.

Tapi kali ini, Pak Aju yang lagi punya masalah. Beliau mengeluhkan kalau anak ketiganya yang baru kelas 1 SD sudah mengenal "cinta-cintaan".

"Mas, saya jadi khawatir dengan tingkah Si Kiki akhir-akhir ini" kata beliau mengawali pembicaraan.

"Loh memangnya kenapa Pak Aji?" tanya ayah penasaran.

"Si Kiki itu loh Mas, baru kelas 1 SD tapi udah kenal sama yang namanya 'pacaran', kalau baru kelas satu SD saja sudah begitu, gimana kalau sudah besar ya Mas, terus terang saya khawatir dengan perkembangannya.

Mungkin dari sekian banyak orang tua, tidak hanya Pak Aji saja yang mengalami kasus serupa. Tidak bisa dipungkiri kalau pengaruh lingkungan dan media saat ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental anak. Tayangan televisi yang harusnya bukan untuk konsumsi anak, saat ini dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak. Lingkungan di sekitar kitapun juga ikut serta memberikan stimulus kepada anak-anak untuk "matang sebelu waktunya". Hal yang dahulu dianggap tabu dan dianggap "saru" untuk dilakukan didepan umum sekarang tidak berlaku lagi bagi kalangan muda-mudi, semisal pegangan tangan, berpelukan, dsb. Memang itulah tantangan kita mendidik anak di zaman global.

Seingat ayah, dulu waktu SD ayah juga pernah mengalami yang namanya suka kepada lawan jenis. Sehingga ayah menganggap wajar jika si Kiki juga mengalami hal yang sama. Namun, bedanya saat itu ayah tidak terlalu ekspresif sepreti sekarang. Paling yang ayah alami cuma sebatas suka, dan malu kalau seandainya ada anak lain yang tahu, dan akan tambah malu lagi kalau diketahui oleh ibu guru.

Tapi yang dialami Kiki beda, dan inilah yang dikhawatirkan oleh Pak Aji. Si Kiki tidak mau kalau di sekolah tidak duduk satu bangku dengan Bima. Katanya Bima adalah cintanya Kiki, Bima adalah pacar Kiki, jadi harus selalu selalu ada di samping Kiki. Waduh Si Kiki, dari mana ya dia, bisa sampai ngomong seperti itu.

Karena ayah tidak punya pengalaman tentang hal ini, ayah cuma bisa ngasih saran ke Pak Aji untuk melakukan pendekatan kepda Kiki, coba kasih pengertian ke Kiki kalau tugasnya adalah belajar. belum waktunya suka-sukaan. Tapi saran ayah ke Pak Aji masih terlalu Abstrak, dan Pak Aji juga bingung menerapkannya bagaimana. Mungkin dari Anda yang mampir ke rumah ayahbundafata bisa kasih saran dan solusi yang lebih pas. Silakan!!! Saran Anda akan sangat membantu Pak Aji.

Kalau minum, sambil duduk ya...

Masih teringat jelas apa yang disampaiakan oleh ustadz Wuntat Wawan Sembodo, S.Ag. tentang apa yang diperintahkan Allah dan Rasulullah mengnadung kemaslahatan bagi manusia. Walaupun segmennya untuk anak -anak TPQ, tapi apa yang disampaikan oleh oleh ustadz yang pandai mendongeng tersebut juga mengena bagi orang tua yang ikut hadir mendengarkan ceramah beliau.

"Adek-adek di sini semuanya anak-anak sholeh atau anak-anak salah?" Sapa ustadz kepada murid-murid TPQ.
"Anak sholeh" jawab anak-anak serempak.
"Eh, kalau anak sholeh, kan harus meneladani Rasulullah ya? Coba sekarang jawab, anak sholeh kalau minum sambil berdiri atau berjalan?" Tanya ustadz sembari mengecek konsentrasi anak-anak.
"Sambil duduk", anak-anak kembali menjawab dengan serempak tanpa kehilangan konsentrasi.

=======

Di sini ayah tidak akan cerita panjang lebar tentang ceramah ustadz Wuntat. Tapi akan sedikit mereview tentang faedah minum sambil duduk, seperti yang diajarkan Rasulullah.

Sabda Rasulullah : “Jangan kalian minum sambil berdiri, apabila kalian lupa, maka hendaknya dimuntahkan !” (HR. Muslim)

Ucapan Rasulullah yang sudah lebih dari 14 abad tersebut, sekarang bisa dibuktikan secara medis. Menurut dr. Ibrahim Al-Rawi air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal.

Subhanallah.... Masihkah kita meragukan ajaran Rasulullah, masihkah kita mau minum sambil berdiri?

Kamis, 04 Desember 2008

Kalau demam, jangan dikompres pakai air es...

Ayah pulang..... Akhirnya setelah sekian lama berpisah, kini ayah bisa jupa lagi dengan bunda dan tentu saja si kecil Fata.
Tiba dirumah, langsung aja si kecil menodong oleh-oleh. Bukan oleh-oleh makanan atau mainan, tapi....

"Yah, jalan-jalan yuk...!!!". Si kecil merengek minta diajak muter-muter ke alun-alun.

Walaupun badan masih terasa lelah, tapi demi melihat keceriaan Fata, terpaksa pegel-pegelnya ditunda dulu.

Setelah puas muter-muter alun-alun (pusing jadinya, he he), pulang dech....

Ups, tapi ditengah jalan hujan deres banget, apalagi ayah lupa bawa jas hujan. Karena tanggung udah hampir maghrib, dan jarak kerumah sudah dekat, akhirnya ayah tancap gas, menerjang hujan badai, cieee.... Kayaknya Fata juga seneng banget diajak hujan-hujanan.

Tapi malemnya, wuih Fata demam. Badannya panas banget.

Tengah malam Fata terjaga, sambil nangis. Panasnya masih belum turun juga padahal sudah dikasih minum obat penurun panas. Lalu ayah coba ambil inisiatif mengompres fata pakai air es.




Tapi, eits tunggu dulu... Ternyata ayah keliru.
Bunda bilang :"Yah, kalo mo ngompres jangan pakai air es atau alkohol, tapi pakai air dingin aja. Karena bisa mengakibatkan pembuluh darah dan pori-pori kulit menyempit, itu bisa bikin pengeluaran panas dari tubuh terhambat. Trus jangan menutupi Fata dengan selimut terlalu rapat karena bisa menghalangi penguapan untuk membuang panas, bisa-bisa panasnya nggak turun, tapi malah tinggi.

Yup, begitulah... Pengetahuan medis ayah memang payah banget. Tapi untungnya bunda udah ngasih kuliah 1 SKS, he he... Lumayan...

Sebenarnya demam merupakan salah satu cara tubuh melawan infeksi dan merespon pirogen (bakteri penyebab demam). Demam juga bisa mengurangi produksi toksin (racun) yang dihasilkan kuman dan mengurangi multiplaksi (pelipatgandaan) kuman. Jadi kesimpulannya, demam merupakan sebuah mekanisme pertahanan tubuh.

Sabtu, 22 November 2008

Tentang iklan lagi...

Kalo nonton iklan ini, ayah jadi kangen ma bunda. Bunda I mizz U.
Eh jangan jelez ya, dibandingin model iklannya, bagi ayah masih cakepan bunda kok.





Ayah bentar lagi pulang kok, bunda yang sabar ya. Fata gak nakal kan?

Oh ya, ngomongin tentang iklan, bidang kerja ayah juga berkaitan dengan periklanan. Ternyata walaupun hanya bersurasi 30 detik saja iklan sudah punya dampak yang luar biasa (mendongrak nilai penjualan, mempengaruhi perilaku/gaya hidup masyarakat). CUMI... tentunya sudah tidak asing kan dengan iklan ini.

Pengalaman dari yang sudah pernah bikin (maklum, ayah masih belajar, so belum bisa bikin), dari sebuah iklan yang paling mahal adalah idenya. Sebuah rumah produksi bisa mematok harga sampai dengan ratusan juta rupiah untuk sebuah ide saja, itu beum termasuk biaya produksinya. Padahal durasi iklan tersebut cuma 15-30 detik saja.

Impian ayah adalah bisa bikin iklan yang bisa memberi pesan edukatif seperti ini:


Ada yang tertarik belajar bareng-bareng tentang iklan??? Belajar bareng yuk!!!


Pesan u:/ ayahbundafata dan muslimin semua...

Wuih, subhanallah keren banget nich iklan...
Jadi ingat kata-kata Imam Ghazali, bahwa sesuatu yang paling ringan di dunia adalah meninggalkan sholat...

Di tengah-tengah kesibukan kita, terkadang kita suka menunda-nunda sholat.



Pesan untuk kita semua : "Main sih boleh2 aja, tapi kalau sudah masuk waktu sholat, tunda dulu ya mainnya..."

Why?

Coz : "Innaa sholata kaanat `alal mu'miniinaa kitaaban mauquta".
So, buat yang sholatnya masih bolong-bolong ditambal yuk, Insya Allah bisa kok. Trus yang sudah lengkap, usahakan tepat waktu dan berjamaah ya, sholat sunnahnya juga usahakan jangan ketinggalan. Keep istiqomah, mumpung kita masih diberi kesempatan hidup.

Jumat, 21 November 2008

Kurikulum Pendidikan Anak Muslim

Anak adalah amanah yang ditipkan Allah kepada manusia. Anak (yang sholeh) juga merupakan investasi akhirat yang sangat berharga, karena dapat mendoakan kita, dan dapat menambah amal kita walaupun kita sudah tiada. Seperti kita ketahui bersama fitrah dari anak-anak kita adalah Islam, dengan jiwa Islam, raga Islam dan akhlaq Islam, dan itu merupakan tanggung jawab orang tua untuk menjaganya tetap pada fitrahnya.

Berikut kami sampaikan beberapa tips, hasil olahan dari beberapa referensi dan pengalaman menjadi pengajar di TPQ/TPA.

KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK MUSLIM USIA PRA SEKOLAH

Landasan Utama:  QS Luqman : 13-19

1. MEMBENTUK AKIDAH DAN KEIMANAN

a. membacakan kalimat tahlil (LA ILAHA ILLA ALLAH) dan mengulang-ulangnya
b. memperdalam muraqabah (kedekatan) Allah dalam hatinya : "jagalah (perintah) Allah, maka Allah akan menjagamu,"
sering-sering mengucapkan : "sesungguhnya Allah melihatmu, mendengarmu, dan senantisa bersamamu".
c. biasakan untuk membaca Al-Qur'an dan doa-doa.
d. Memperdalam kecintaannya kepada Allah dan Rasulullah dengan banyak-banyak dzikir dan sholawat.
e. memberikan hadiah pada anak pada momen-momen tertentu (exp: hadiah untuk hafalan Qur'an)

2.MEMBENTUK KEILMUAN DAN PENGETAHUAN ANAK
a. mengajarinya al-qur'an dan sunnah (kandungannya)
b. belajar siroh nabi, akhlaq, dan perilakunya
c. mengajarinya doa-doa
d. jika mampu, sediakan perpustakaan rumah
e. mengirimnya ke TK atau palygroup untuk belajar
f. mengikutkan dalam halaqoh hafalan al-qur'an
g. menjawab semua pertanyaan anak sesuai dengan usianya (disesuaikan dengan nalarnya).
h. mendongengkan kisah-kisah teladan yang mendidik (hindari kencenderungan mutlak terhadap daya khuayal, dengan tetap mempertimbangkan pentingnya daya khayal)
i. tidak memaksanya menulis/membaca sebelum masanya (dengan tetap memberikan latihan membaca dan menulis secara bertahap --> perhatikan mood-nya.)

3. MEMBENTUK AKHLAQ, PERILAKU, DAN SOPAN SANTUN ANAK
a. mempraktekkan adab-adab yang telah dipelajarinya
b. berikan teladan kepadanya
c. mempergunakan kata-kata yang baik kepdanya, khususnya ketika sedang marah dan ketika sedang menasehatinya.
d. menepati segala hal yang dijanjikan kepadanya.
e. memberi permisalan dengan cerita-cerita nyata sebagai teladan yang baik baginya.

4. MEMBENTUK SISI SOSIAL ANAK-ANAK
a. diajak ke majelis-majelis orang dewasa (jangan lupa perkenalkan adab majelis)
b. menunjukkan apa yang dipelajarinya dihadpan orang dewasa/ majelis untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya.
c. mebiasakan mengucapkan salam ketika keluar/masuk ruangan
d. membiasakan meminta izin dalam segala hal
e. mendidiknya untuk membatu pekerjaan rumah
f. membiasakannya untuk bertransaksi jual beli, biasakan untuk berani tapi tetap sopan.
g. mengajari silaturrahim dengan mengunjungi sanak famili dan berdiam bersama mereka sampai saat yang cukup
h. memelihara hewan piaraan (ikan, unggas, dsb) yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dengannnya.
i. merngajaknya ke masjid setiap saat untuk menumbuhkan keterikatan hatinya dengan masjid, dan ajari untuk tidak sungkan berinteraksi dengan orang-orang di masjid.
j. memilihkan teman pergaulan yang baik

5. MEMBANGUN SISI KEJIWAAN DAN PERASAAN ANAK
a. mengenali kejiwaan anak dan kebutuhannya pada tiap fase
b. menghargai anak dan tidak merendahkannya, khususnya di depan teman-temannya atau teman-teman anda
c. menjadi pendengar yang baik terhadap apa yang dibicarakannya, dan membuatnya merasa bahwa apa yang dibicarakannya adalah penting
d. memberei pengarahan kepadanya dengan lemah lembut, dan diutamakan dilakukan ketika sendiri.
e. menemaninya dalam permainan dan duduk bersamanya.
f. menyambut kedatangannya dan melepas kepergiannya dengan baik, dan membiaskan hal yang demikian
g.berusaha menyenangkan anak, khususnya sebelum tidur, dan menjauhkannya dari kejadian-kejadian dan suara-suara menakutkan.
h. menyadari bahaya memberikan hukuman fisik secara terus menerus
i. menyadari bahaya memberikan ancaman dengan hukuman terus menerus.

6. MEMBENTUK FISIK DAN KESEHATAN TUBUH ANAK
a. membiasakan melakukan senam badan yang ringan
b. menjemurnya di sinar matahari pagi setiap hari
c. mengadakan perlombaan olahraga bagi anak --> juga bisa menumbuhkan semangat kompetisi
d. bermain bersama orang dewasa
e. menjauhkan mereka dari penyakit menular
f. mengadakan check up secara berkala, terutama untuk giginya
g. membiasakan membersihkan diri, gigi, pakaian dan tempat tidurnya
h. membiasakan sebelum tidur dan ketika sakit membaca surat al-ikhlas, al-falaq, dan an-nas.

7. MEMBENTUK RASA SENI, KEINDAHAN DAN KREATIVITAS ANAK
a. mengajak untuk memperindah kamarnya dan menghiasinya
b. memperhatikan keindahan alat-alat khusus untuknya
c. menyediakan buku gambar dan pensil warna/crayon, dsb, dan membiarkannya berkreasi, dan tetap dibawah pengawasan orang tua.
d. menyediakan permainan "bongkar pasang" (exp: lego, puzzle)
f. mengajaknya ke tempat-tempat wisata alam
g.memutarkan film ttg keindahan alam
h. mendengarkan lagu yang sesuai dengan umurnya --> upayakan lagu yang syar'i
i. menjaga hasil karya seni anak-anak di map khusus (tidak menyai-nyaikannya), atau bisa juga dipajang di kamer tidurnya.

waAllahu a'lam bis showab...

Rabu, 19 November 2008

Daftar Dulu Dong....

Cerita ringan tapi penuh hikmah dari Mas Budi (teman kerja ayah).

Judulnnya : "Filosofi Pelari Maraton"
Ada seseorang katakanlah namanya Mr.X.
Suatu hari dia mengikuti lomba lari maraton. Dia sudah beriap berada pada garis start bersama yang lain…
Setelah aba2 mulai…
Mr. x lari dengan sekuat tenaga…
Dengan penuh semangat, Mr X berusaha untuk terus menjadi yang terdepan…
Dia selalu berusaha untuk tidak membuat kesalahan….
Dan akhirnya mr x ini berhasil masuk di garis finis yang pertama kali….
Tanpa banyak kata…
Mr. X pun langsung meminta hadiah pada panitianya….
tapi sayang….
Mr. X harus kecewa karena ternyata dia belum mendaftarkan diri sebagai peserta..

Apa hikmah di balik kisah ini..?
Sebanyak apapun usaha yang dilakukan…
Sebanyak apapun amal kebaikan yang sudah dikerjakan
semuanya akan sirna….
"KALAU KITA TIDAK TERDAFTAR SEBAGAI SEORANG MUSLIM".

Terimakasih Mas Budi atas ceritanya....

Minggu, 16 November 2008

Hiks, hiks....

Tugas keluar kota terasa amat berat bagi ayah. Karena harus meninggalkan bunda dan si kecil Fata. Sebenarnya ayah lebih suka tambahan jam kerja di kantor daripada harus dinas ke luar kota. Karena kali ini ayah mendapat jatah tugas agak lama.

Sedih banget euy,,, pasti ayah akan sangat rindu gelak tawa dan tangis Fata.
Rengekan Fata yang minta didongengin yang terkadang sangat menyebalkan mungkin akan sangat-sangat ayah rindukan. Tapi yang namanya amanah pekarjaan, tetap harus dilakukan, apapun resikonya. Harus tetap semangat, jangan loyo, karena nanti malah akan berdampak pada ketidakberesan terhadap amanah tugas yang telah dipercayakan pada ayah.

Ayah harus kuat menahan ini semua, menahan kerinduan pada bunda dan Fata.

"Ayah tetap semangat ya!" pesan Bunda dan Fata menjelang keberangkatan ayah.

"Ayah, janagn terlalu mengkhawatirkan kita ya, Insya Allah kita akan baik-baik saja. Ayah harus tetap konsentrasi pada pekerjaan, biar cepet selesai".

"Insya Allah bunda, Insya Allah nak!"

Kelak Fata Harus Tahu,,,

Yang namanya jatuh pasti rasanya sakit. Begitupun dengan jatuh cinta, yang kata Titik Puspa berjuta rasanya. Katanya cinta tumbuh dari mata turun ke hati. Berarti jatuhnya dari atas (mata) dan gedubrak nyampe nyungsep di hati. Berarti orang yang jatuh cinta yang sakit adalah hatinya.



Berbagai macam penyakit hati, ya diantaranya jatuh cinta tadi. Dalam kitabnya Thibbul Qulub (Tombo Ati), Ibnu Qoyyim al Jauzi menyatakan demikian. Orang yang paling malang adalah orang yang jatuh cinta. Bagaimapun juga sebenarnya yang dinamakan cinta pada orang yang jatuh cinta adalah sebatas nafsu semata. Betapa malangnya orang yang jatuh cinta, karena orang tersebut adalah orang yang paling jauh dari Allah. Konsentrasi pikirannya hanya tertuju pada dia, dia, dan dia bukan Dia. Hari-harinya diliputi perasaan resah dan gelisah, tanpa tahu sebenarnya dia sedang sakit, tapi dia tertipu oleh sakitnya itu. Karena yang dominan adalah nafsunya, maka syetan akan selalu lebih dekat dengannya, dan dengan demikian Allah akan jauh darinya.

Pengalaman pribadi, begitulah yang pernah ayah alami ketika jatuh cinta (dalam konteks sebelum pernikahan). Sakiiiiiiiiiiiit bener rasanya. Kehidupan serasa tak beraturan. Karena memang orang yang jauh dari Allah akan merasakan hidup begitu sulit. Hal ini karena Hayatan Tayyibah (kehidupan yang lebih baik) yang dijanjikan Allah hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beramal sholeh dan selalu ingat padaNya.

Jatuh cinta begitu menyakitkan. Karena cinta yang dirasakan sebenarnya adalah topeng nafsu... Betapa hebatnya fitnah cinta...

Mungkin kalau ayah ceritakan ke Fata tentang jatuh cinta saat ini dia mungkin bakal comment: "Ayah ni clita tentang apaan sih?" atau mungkin "Ayah ngomong ma aku ya?" (gubrak)...

"Tapi yang pasti, kelak kamu harus tahu nak, karena ayah sangat sayang kamu...".

Kamis, 13 November 2008

Coba Bayangkan!!

Seandainya Program acara televisi di negara kita adalah seperti ini:





Tentu kita tidak akan merasa cemas, ketika anak-anak kita menonton TV. Tidak ada peringatan dari stasiun TV tentang status acara (Semua Umur, Bimbingan Orang Tua, atau Dewasa). Tapi sayangnya, stasiun TV kita belum cukup kaya, dan belum cukup dewasa. Karena mereka masih sering tergiur oleh target bagaimana mencapai keuntungan maksimal tercapai, tanpa memikirkan dampaknya. Stasiun TV kita masih harus disuapi oleh oknum-oknum yang memang berkepentingan menghancurkan generasi muda.

Kapan ya, kira-kira bisa terwujud?
Semoga bukan hanya mimpi, kita mempunyai stasiun TV yang mandiri. Salut untuk Al-Jazira. Ketika stasiun TV lain koor menyuarakan "A" ketika perang Iraq berlangsung, tapi Al-Jazira berani berteriak lantang "Z". Semoga lahir Al-Jazira yang lain di Indonesia. Amien.
Salut juga untuk TV 9 Malaysia dan PH (production house) mereka Les Coupaque Production dengan film UPIN dan IPINnya. Mereka benar-benar bisa mengkonsep format acara yang tidak hanya bisa mendatangkan nilai komersil, tetapi mengandung nilai edukasi yang tinggi.

Sekali lagi, kapan kita bisa????

Senin, 10 November 2008

SALAHNYA SI KODOK (Tips Pendidikan Anak)

Anda atau pengasuh anak Anda pernah mengalami kejadian seperti ini.....??

1. Anak Anda tersandung sesuatu, nangis, lalu Anda atau pengasuh anak Anda menenangkan anak sambil mengucapkan: "Udah..., cep, cep, cep,....diam...!! Tuh, kodoknya udah lari...!"

2. Anak Anda jatuh, nangis, lalu Anda atau pengasuh anak Anda memukul-mukul lantai sambil mengucapkan: "Nakal...., nakal....., nakal....!!! Huh, nakal ya Dik, lantainya, sampai bikin Adik jatuh...!!!"

Kalo Anda masih melakukan hal seperti itu, berusahalah keras untuk menghilangkannya. Kalo pengasuh anak Anda berperilaku "tradisional" seperti itu untuk meredakan tangisan anak Anda, segera ingatkan untuk tidak mengulanginya lagi.

"Perilaku tradisional" seperti contoh di atas akan sangat berbahaya kalo sampai terekam kuat dalam ingatannya anak kita. Saat dewasa kelak, anak kita akan tumbuh menjadi orang yang tidak mampu bertanggung jawab dan selalu menimpakan kesalahan pada orang lain. Seperti kesalahan yang ditimpakan pada kodok atau lantai.

Lebih baik kita jelaskan pada anak untuk melangkah dan bertindak lebih hati-hati. Setiap langkah dan tindakan mengandung resiko yang harus dipertanggungjawabkan, termasuk jatuh yang mengandung resiko sakit atau luka.

[dari blognya Pak Fianda Julyantoro]


ayahbundamanyun

Katanya hidup berumah tangga tanpa pertengkaran serasa hambar, karena pertengkaran adalah bumbunya. Tapi memang begitulah kenyataannya, pertengkaran bisa bikin ayah bunda semakin saling menyayangi, bisa bikin tambah mesra, ciee. Tapi bukan ribut-ribut yang berkepanjangan tentunya. Semua permasalahan harus segera diselesaikan biar semuanya jadi plong plong plong, he he he...

Seperti halnya yang terjadi siang itu, gara-gara masalah sepele (ups, maap karena satu dan lain hal masalahnya ga diceritakan di sini, he he) terjadi perseteruan hebat ayah bunda. Biar cepat plong masalah harus segera di selesaikan. Ayah ma bunda punya solusi unik dalam menyeleaikan pertengkaran, tapi barang kali orang lain juga ada yang melakukan hal yang sama. Pokoke gak ada yang namanya suara gaduh, piring terbang, perabotan melayang, apalagi bentakan-bentakan. Yang terdengar malah suara ringtone hape. Kok bisa? Yups, ayah dan bunda bertengkarnya via SMS, karena nggak ingin Fata tahu kalau ayah bundanya lagi marahan. He.. he.. he..

Tapi, siang itu pulsa ayah habis, pulsa bunda masih ada sich, cuma masa aktifnya abizzz,, he he sama aja. Akhirnya bunda ambil kertas ma pulpen. Kayaknya bunda mau coba cara lama, nostalgia waktu sekolah dulu "SMSan" pake kertas sambil ngegosipin Bapak/Ibu guru.

Kertas yang diambil bunda kecil banget. Jelas aja, lha wong itu kertas struk belanja tadi malem. Tapi sebenarnya ada maksud di balik itu, biar berantemnya cepat selesai. Karena kertasnya kecil, otomatis masalah harus selesai ketika kertasnya udah penuh tulisan.



Trus ayah bunda duduk di ruang tamu, "SMSan" pake kertas, berantem pake tulisan. Melihat tingkah polah ayah bundanya, Fata ikut-ikutan ambil kertas gambar plus pensil warna kesayanganya. Ikut nimbrung di ruang tamu. Tentu saja Fata gak ikutan nulis di kertas struk, tapi menggambar.

Sadar si kecil ada disampingnya, bundapun menoleh ke arah Fata. Bunda melihat apa yang sedang digambar Fata. Melihat gambar Fata bunda jadi senyum-senum sendiri. Ayahpun jadi penasaran, dan spontan ikut melongok gambar Fata.

Apa yang digambar Fata? Ternyata objeknya adalah ayah dan bunda, ya wajah ayah dan bunda yang lagi manyun digambar oleh Fata. Akhirnya bunda ma ayahpun serempak tertawa. Tak terasa struk yang ada di tangan ayah yang penuh dengan coretan-coretan luapan emosi teremas-remas dan nyemplung ke tempat sampah. Dan ayah bunda seolah lupa akan masalah yang terjadi siang itu.

Tanpa pikir panjang, ayah dan bunada menuliskan angka seratus di kertas gambar Fata. Sekarang gantian Fata yang manyun. Lho dapat nilai seratus kok manyun?

"Ayah ma bunda ini gimana sih, olang gambalnya belum selesai kok udah di kasih nialai" protes Fata.

"Maafkan ayah ma bunda sayang, gara-gara masalah sepele, ayah bunda lupa kalau masih ada kamu yang bisa menenteramkan hati kami".

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqon:74)

Minggu, 09 November 2008

KEISTIMEWAAN WANITA


Banyak wanita yang bilang bahwa susah menjadi wanita utamanya bagi yang muslim, lihat saja aturan-aturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu minta ijin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada istrinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan istri.
8. Wanita kurang nyaman dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas.
9. dan lain-lain.



Tetapi… PERNAHKAH KITA LIHAT KENYATAANNYA ?

1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti itulah intan permata bandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada Ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada Bapaknya ?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah bahwa harta itu akan menjadi miliknya dan tidak perlu diserahkan kepada suami? Sementara suami apabila menerima warisan ia wajib juga menggunakan hartanya untuk istri dan anak-anaknya ?
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala mahluk, malaikat dan seluruh mahluk Allah dimuka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya. Diakherat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabk an terhadap 4 wanita, yaitu : Istrinya, Ibunya, Anak Perempuannya dan Saudara Perempuannya. Artinya , bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya .
5. Seorang Wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui pintu mana saja yang disukainya cukup dengan 4 Syarat saja, yaitu : Sholat 5
waktu, Puasa di bulan Ramadhan, taat kepada Suaminya dan menjaga Kehormatannya.
6. Seorang lelaki wajib berjihad di jalan Allah , sementara bagi wanita jika taat kepada suami serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad di jalan Allah tanpa perlu mengangkat senjata .
Masya ALLAH… !
demikian sayangnya ALLAH SWT kepada wanita (tentu juga kepada laki-kali), dengan keadilan-Nya pada masing-masing jenis kelamin…..
Yakinlah bahwa sebagai Zat yang Maha Pencipta sudah pasti ALLAH Maha Tahu akan segala yang diciptakan-Nya sehingga peraturan-Nya adalah yang terbaik bagi manusia.


[dari milist f39, penulis : muhammad rodlin billah]

Jumat, 07 November 2008

Duhai Suamiku...

Duhai suamiku...
Kadangkala mungkin tergambar di benak pikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan.
Suamiku.....
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19].
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, "Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai." (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak audaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seseorang, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah, Engkau-lah saksi ikatan hati ini...
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku, jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu. Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu, hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu, jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku, jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu. Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu, ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah
berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami
dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu. Nyalakanlah hati kami dengan ma'rifat kepada-Mu. Matikanlah ia dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Amin ya rabbal alamin.

[Author: Abu Aufa]

Selasa, 04 November 2008

BERPIKIR VISIONER


Islam sangat mengajarkan kita berpikir jauh ke depan (visioner). Kita diajar berpikir tentang kematian, sesuatu yang belum kita alami. Target kita jelas, khusnul khotimah. Harus jelas goalnya.

Kesuksesan tidak bisa diukur sebelum kita mati, karena kesuksesan versi manusia sesungguhnya adalah ujian. Kita punya jabatan belum tentu sukses dalam pandangan Allah, walaupun kita di puncak jabatan dalam pandangan manusia. Kesuksesan salah satu parameternya adalah khusnul khotimah. Kita harus berhitung tentang bagaimana nanti di yamul barzah, yaumul hisab, berhitung tentang surga dan neraka tempat akhir kita nanti. Goal kita harus masuk surga bersama keluarga, berjumpa dengan Allah SWT, berkumpul dengan rasulullah tercinta, subhanallah. Ini belum kita jalani, tapi harus dihitung mulai sekarang,,,

Senin, 03 November 2008

Mengapa kita membaca AlQuran?

Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artinya ?



Ini suatu cerita yang indah :


Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya.

Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An?

Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas sambil berkata , " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air."


Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau satu keranjang air.

Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?"

Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. "

"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, didalam dan diluar dirimu".

Minggu, 02 November 2008

Always Dzikrullah

Kullu mauludin yuladu ‘alal fitrah, fa abawahu yuhawwidanihi au yunasshironihi au yumajjisanihi.

Tiap bayi yang lahir selalu dalam keadaan fitrah (Islam). Adalah tanggung jawab orang tua mengarahkan anak-anaknya agar tetap berada pada jalur fitrah tersebut.


Tauhid ditanamkan kepada anak-anak sejak mereka lahir, yaitu dengan mengumandangkan adzan dan iqomat di telinga kanan dan kirinya.
====================================================================

Suatu sore, ketika ayah sedang bersantai di halaman rumah, tiba-tiba si kecil datang dan berkata: "Yah, coba lihat gambal Fata, bagus nggak?"

"Oh ya bagus sekali sayang, coba cerita ke ayah ini gambar apa?" kata ayah, karena ayah tak tahu apa yang digambar oleh Fata.

Yang ayah lihat cuma coretan-coretan kaya benang kusut, he he, namanya juga anak kecil. Tapi memang perlu diberikan apresiasi untuk anak kesayangan ayah ini, karena bagaimanapun ia telah berani berekspresi, berani mengungkapkan kreativitasnya, bahkan tidak malu menunjukkannya kepada ayah. Ini adalah modal besar bagi perkembangannya di masa yang akan datang, karena banyak sekali kasus anak-anak yang tidak berani mengungkapkan isi hatinya kepada orang tuanya. Apa yang dialami dipendam sendiri, sampai akhirnya ia menyelesaikan masalah dengan bunuh diri. (Nau'dzu billah).

"Oh ini gambal langit yah, ini ada matahali tlus ini ada bulan (padahal matahari dan bulan ga bisa muncul bareng-bareng, he he), tlus di bawahnya ada gambal ayah, bunda, sama fata sedang belmain di taman".

"Oh bagus sekali sayang, sini ayah kasih nilai seratus untuk Fata."

"Hole, hole", kata Fata sambil jingkrak jingkrak kegirangan.

Inilah saat yang tepat memperkenalkan tauhid pada anak. Mengajarkan sesuatu pada anak tidak harus dalam suasana yang formal, seperti yang ada di sekolah. Justru pada saat-saat santai inilah insyaAllah apa yang kita sampaikan lebih mudah di serap.

"Sini sayang duduk sini, di pangkuan ayah. Nah sekarang ayah tanya, Siapa yang menciptakan langit? Hayo siapa sayang? A....."

"Allah, ayah" kata Fata.

"Allah, betul sekali, Allah subhanahu?"

"wata'ala".

"Ih pinter, seratus lagi deh buat Fata, terus kenapa Allah menciptakan matahari, bulan, bintang?" tanya ayah.
Nah, dengan pertanyaan seperti ini, rangsang kreativitas anak untuk menjawab, biarkanlah mereka berpikir. Apapun jawabannya harus kita terima dan kita dukung sepanjang jawaban itu masih berada pada jalur yang benar (tidak ngawur).

"Bial telang yah, gak gelap-gelap lagi. Jangan takut akan gelap....(eee... malah nyanyi, he he)".

"Nah Allah ciptakan itu semua biar tidak gelap, itu tandanya Allah sayang sama kita. Nah, karena Allah sayang sama kita, kita harus ucapkan? Alhamdu...?

"Lillah...."


"Alhamdulillah, betul sekali, seratus lagi buat Fata".


Begitu seterusnya, rangsang anak untuk terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah, agar hari-harinya selalu diliputi dzikrullah, selalu ingat kepada Allah. Always Dzikrullah....

Sabtu, 01 November 2008

MENGAPA HARUS TAKUT?



Tak perlu takut
memikirkan hal-hal yang besar, kenapa?

Seorang guru pernah membawa mangkuk besar kemudian diisi batu-batu besar sambil bertanya pada murid2nya: “apakah mangkuk ini sudah penuh?”

"Sudah", jawab murid-muridnya.

Kemudian sang guru mengisi mangkuk itu dengan pasir, dan pasir itu memenuhi sela antara batu-batu besar, kemudian sang guru
kembali bertanya:”sudah penuhkah mangkuk ini?”

Kali ini murid terpecah menjadi dua, ada yang bilang sudah, ada yang bilang belum, meskipun tidak tahu dimana belumnya. Kemudian guru itu menyiramkan air kedalam mangkuk, dan air itupun membasahi pasir dan memenuhi mangkuk itu sekali lagi.

Kemudian guru itu mengambil mangkuk yang baru, dan diisinya dengan pasir, sejenak kemudian ia berkata: “apakah mangkuk ini masih muat untuk batu2 besar ini?”

Spontan para murid mengatakan: ”tidak”, maka seperti itulah kepala kita, jika kita isi dengan hal-hal yang kecil, maka ia tidak akan pernah sanggup diisi oleh ide-ide besar. Fikirkanlah ide-ide besar, maka hal yang kecil akan termuat dengan sendirinya.”

Takdir bukanlah sesuatu yang kita ciptakan, akan tetapi ia sesuatu yang kita ‘ikut’ menciptakannya. Antara kehendak kita yang kita harapkan bertemu dengan kehendak Allah.

“Aku mengikuti prasangka hambaKu dan Aku menyertainya di mana saja ia ingat Aku” (HR Bukhari Muslim)

Tidak Hanya Minta Didongengin

Suatu malam, keteika Fata tengah asyik mendengar bunda mendongeng, tiba-tiba "pet", mati lampu. Ternyata lagi ada pemadaman bergilir. Wuih, si Fata nangis sambil teriak-teriak.

"Bunda, Fata atut gelap".
Wow, jangan sampai terjadi, Fata phobia sama kegelapan.

"Tenang aja sayang, nggak lama kok gelapnya. Tuh kan ayah datang bawa lilin" kata bunda menenangkan Fata.

Tapi tangisan si kecil belum juga reda. Akhirnya keluarlah ide jitu dari bunda.
Apa itu? Bunda menyanyiiiiiii,,,

He he, lagunya apa hayo???

Yup, Jangan Takut Akan Gelap yang dipopulerkan Tasya ma Duta SO7.
Btw, bunda dulu pernah nyanyikan lagu ini di salah satu acara,,, bunda masih ingat ga ya??? :-D

Ya akhirnya agenda bunda tambah lagi, selain dongeng bunda juga harus nyanyi.

Trus yang bikin ayah tamabah seneng, Fata gak lupa berdoa sebelum tidur. Malah pernah suatu kali ayah diingetinma Fata.

"Yah, jangan lupa baca doa sebelum tidul, Fata dah apal doanya loh,,,".

Ternyata kemarin Fata diajari ma Omnya baca doa sebelum tidur, katanya biar gak mimpi ketemu Pokemon jahat...



Jumat, 31 Oktober 2008

"Bunda, dongengin aku yuk!"

"Bunda, dongengin aku yuk!" rengekan Fata pada bundanya, selalu dan selalu menjelang tidur. Dongeng sebelum tidur jadi agenda setiap malam bunda.
===================================================================
Pendidikan anak mutlak tanggung jawab orang tua. Dongeng bisa menjadi salah satu sarana untuk mendidik anak. Dengan dongeng, kita bisa menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah di samping bisa memberikan hiburan kepada anak.

Dalam dunia global saat ini, telah banyak bermunculan alternatif hiburan bagi anak-anak, terutama yang ditayangkan lewat televisi. Namun terkadang orang tua harus selektif dalam memilihnya. Salah pilih bisa fatal akibatnya, karena walaupun menghibur, tayangan televisi bisa mempengaruhi perkembangan jiwa anak yang cenderung ke sisi negatif.

Sungguh sangat-sangat miris ketika anak-anak kita lebih familiar dengan tokoh-tokoh kartun macam crayon sinchan, sponge bob, atau pokemon. Akan tetapi mereka "blank" ketika ditanya sipa Salahuddin Al-ayyubi, Ashabul Kahfi, atau Khalid bin walid.

Mencermati perkembangan Fata menjadi agenda wajib bagi ayah bunda, karena usia balita merupakan usia emas perkembangan. Konon kepribadian kita saat dewasa dibentuk ketika masih usia balita.

***

Sungguh senang ketika ayah pulang kerja disambut dengan celotehan fata. Walaupun masih cadel Fata sudah pandai bercerita. "Yah, tadi Fata nonton pilem dlagon bal loh, bagus deh yah. Ada Son Goku yang bisa telbang, ada juga Klilin yang botak, tlus ada monstelnya juga. Ih selem banget monstelnya".

Namun dibalik rasa gembira, dalam benak ayah terbersit rasa khawatir. Kekhawatiran jika Fata terlalu mengidolakan tokoh-tokoh yang sebenarnya imajinatif dan jauh dari kesan real. Sangat berbahaya, mengingat pernah ada berita, di AS, ada seorang anak yang mengenakan costum Superman jatuh dari gedung bertingkat. Menurut orang tuanya ia memang terobsesi dengan tokoh tersebut. Hmph, tapi syukur alhamdulillah, setidaknya Fata masih mengenal Muhammad SAW.

Kekhawatiran itu harus segera dijawab dengan memperkenalkan tokoh-tokoh yang nyata, yang pernah hidup di muka bumi, dan patut dicontoh segala tindakan dan perilakunya. Wajib dan tidak boleh ditunda-tunda, Fata harus tahu bagaimana perjuangan Khalid bin Walid, Shalahuddin Al-Ayubi, dan pahlawan Islam lain dalam membela dan mempertahankan agamanya. Di sini ayah akan memperkenalkan pada Fata tentang arti perjuangan. Ayah ingin ketika besar nanti Fata menjadi pemuda yang bermental tangguh.

***

Wuih, ternyata susah banget untuk bisa menjadikan tokoh-tokoh itu berkesan di hati Fata. Tapi ayah tak mau menyerah, ayah harus bisa menjadikan kemasannya menjadi menarik melalui dongeng. Satu hari dicoba, Fata mulai tertarik, dua hari, tiga hari berikutnya Fata semakin menikmati dongengan ayah.

Namun tidak bisa setiap hari ayah mendongeng untuk Fata, ayah harus berbagi tugas dengan bunda. Tapi kendalanya, bunda bilang: "Yah, bunda gak bisa mendongeng" (tweng weng weng weng...)
Trus ayah kasih contoh, teknik mendongeng pada bunda. Tapi bunda bilang: "masih belum bisa yah, susah."
"Bunda, belum dicoba kok sudah bilang susah, dicoba dulu dong".

Akhirnya, di malam berikutnya, bunda menampilkan dongengan perdananya pada Fata. Reaksi Fata?
"Dongengan bunda jelek, gak ada lucu-lucunya."

Ups, ayah benar-benar lupa, dalam dongeng harus diselipkan sedikit humor. Dan malam itu Fata gak mau tidur, sebelum mendengarkan dongeng dari ayah. Padahal saat itu ayah lagi ada di Surabaya. Dan terpaksa ayah mendongeng via telepon.

Sepulangnya dari Surabaya, ayah mampir ke toko buku dan menemukan buku "Ma, Dongengin Aku Yuk!" karya Farida Nuraini. Isinya bagus banget, tentang teknik-teknik mendongeng. Ketika melihat buku itu, comment ayah: "Nah ini dia, pas banget buat bunda!!!".

Sebagai wisudawan terbaik di almamaternya dulu (ciee...), bunda dalam waktu sekejap telah menguasai isi buku itu. Kata bunda: "lihat saja yah, malam ini bunda pasti bisa...!"

Dan hasilnya? Wow luar biasa, Fata ketagihan dengan dongeng bunda.

Dan setiap malam, pasti terdengar rengekan Fata : "Bunda dongengin Fata Yuk....!!!".





Kamis, 30 Oktober 2008

BERSABAR DALAM PENANTIAN

Penantian mungkin menjadi hal yang paling menjemukan bagi sebagian orang. Namun sebuah penantian yang diiringi dengan kesabaran bukanlah merupakan kesia-siaan. Menanamkan sabar dalam penantian akan menbuahkan suatu hal yang terasa indah, terasa nikmat, dan terasa sangat menyenangkan bagi orang-orang yang mengetahuinya.

Bagi orang-orang yang beriman, hal yang paling dinantikan adalah saat-saat perjumpaan dengan dzat yang paling dicintainya, Allah SWT. Penantian dalam kesabaran dimanifestasikan melalui ketaqwaan dalam tindakan kesehariannya. Berbagai macam tipu daya dunia, yang memang terkadang dirasakan nikmat akan ia tinggalkan. Dan perintah-perintah Allah yang dianggap sangat berat bagi sebagian orang, dengan senang hati ia kerjakan. Semuanya hanya demi mengharapkan indahnya, nikmatnya, betapa menyenangkannya saat-saat bnerjumpa dengan kekasihnya.

La takhof wa la tahzan, jangan takut dan jangan bersedih hati, rangkaian kata yang selalu memicu untuk tetap senantiasa bersabar menjalani penantian. Karena bagi orang-orang yang beriman, di manapun dan kapanpun ia selalu merasa bersama kekasihnya.

Betapa indahnya buah dari penantian, jikalau kita mau bersabar....

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS2:126)


Rabu, 29 Oktober 2008

MENGAWALI LANGKAH AWAL


Bismillah...
kami ucapkan untuk menapaki awal dari sebuah impian. Dengan kebesaran dzat yang Maha Memiliki kami niatkan untuk mengawali sebuah rencana besar. Sebuah rencana untuk mewajudkan mimpi besar, yang tidak sekedar khayalan, bukan sekedar angan-angan.

"Awal dari keberhasilan adalah mengawali langkah awal" sebuah untaian kata mutiara dari Muhammad Nazhif Masykur (penulis buku Cinta Kita Beda), telah memberikan inspirasi sekaligus motivasi untuk memantapkan hati dalam memulai setapak demi setapak apa yang kami sebut "langkah awal".

Setiap manusia pasti mempunyai harapan, impian, dan cita-cita. Sebuah keniscayaan jika terkadang apa yang ada dipikiran manusia adalah sesuatu yang tidak masuk akal, dan hanya bisa dikatakan sebagai sebuah mimpi, karena Allah memang menganugerahkan kepada manusia akal pikiran yang salah satunya dapat digunakan untuk bermimpi.



Allah tidak melarang manusia untuk bermimpi, sepanjang mimpi tersebut tidak membuatnya terlena akan angan-angan kosong. Sebuah impian harus disandarkan pada realitas dan kemampuan. Namun ada kalanya, sesuatu yang di luar dugaan bisa terjadi. Bagi manusia-manusia beriman tentu saja meyakini bahwasanya semua yang terjadi adalah kodrat dan irodatnya Allah SWT, dan meyakini kemungkinan besar sesuatu yang terjadi di luar realitas dan kemampuan adalah karena campur tangan dzat Yang Maha Menguasai. Oleh karenanya, apapun mimpi kita, berusahalah semaksimal mungkin dan mintalah kepada Allah SWT apa yang kita impikan.

Mungkin mimpi yang kita miliki ada yang melihatnya sebagai sesuatu yang jauh dari kenyataan. Namun dengan setumpuk keyakinan, sekepal usaha keras, sebait doa, dan segenap kepasrahan Insya Allah mimpi itu akan menjadi nyata,,,

Faidza ’azzamta fatawakkal ala Allah...”
Bila engkau sudah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah...”