Jumat, 06 Februari 2009

Silaturrahmi, menumbuhkan kecerdasan sosial anak, tapi kalau anak rewel bagaimana?

Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi” (HR Bukhari Muslim).

Minggu pagi...
"Yuk sayang kita jalan-jalan, yuk!" ajak ayah..
Pasti si kecil Fata bakal semangat dan mengiyakan ajakan jalan-jalan ayah

Pagi itu, ayah ma bunda pengin silaturrahim ke rumah kawan lama. Si kecil begitu menikmati perjalanan, dan memang begitulah Fata, lebih senang selama diperjalanan daripada setelah di tempat tujuan. Dan benar saja setelah sampai, Fata langsung rewel. Minta cepet2 diajak pulang, aduh...

Pada dasarnya mengajak anak silaturrahmi, mempunyai beberapa manfaat, antara lain: anak belajar sosialisasi, anak belajar mengenal tempat2 baru selain lingkungan rumah dan keluarga, anak juga belajar sopan santun dan etika bertamu, menumbuhkan kepercayaan diri anak, dan tentu saja sebagai sarana refreshing. Tapi jika anak ternyata malah rewel, nangis, bikin kekacauan, bagaimana ya?

Ada sedikit tips dari mbak Lita, agar anak tidak rewel saat diajak silaturrahmi.
1. Pastikan anak dalam kondisi nyaman
Jangankan si Fata, kita pun sebagai orang dewasa apabila berada di situasi atau kondisi tidak nyaman pasti bete atau bad mood . Ketika kita mengajak anak bertamu di cuaca yang panas dengan jarak tempuh yang jauh, belum lagi sebelum berangkat sudah dinasehati macam-macam, seperti : nanti disana gak boleh lari2, awas loh banyak pecah belah, ambil kuenya jangan banyak-banyak, kalo mau pipis bilang loh jangan ngompol dsb...dsb...ditambah suasana tempat bertamu yang memang tidak nyaman buat anak-anak seperti duduk formal, dengerin orang dewasa bicara dan tidak ada teman sebaya... jelas bukan tempat yang menyenangkan buat anak. Anak lalu rewel, minta pulang, buat kekacauan sebenarnya bisa dimaklumi...nah ada baiknya sebelum mengajak anak bertamu orangtua memperhatikan jarak tempuh terlebih dahulu, berapa lama waktu kunjungannya, lalu siapkan juga baju ganti siapa tahu disana nanti anak bermain basah2an atau kotor. Jika khawatir tidak ada teman sebaya untuk menemani anak bermain, orangtua bisa menyiapkan beberapa buku cerita atau mainan favorit anak. Nah, kalo Fata biasanya bakal nyilek (=nggak rewel) jika ada buku gambar sama pensil.

2.Persiapkan anak
Sebelum berangkat orangtua sebaiknya memberi informasi pada anak tentang tempat yang mau dikunjungi, siapa yang akan ditemui, dan apa bisa dilakukan disana. Jelaskan juga etika dan aturan yang berlaku di tempat yang akan kita datangi. Nasehat dan wejangan yang berlebihan juga sebaiknya dibatasi sehingga tidak penuh dengan ancaman.”Disana nanti kamu boleh main di halaman, tidak keluar pagar. Hiasan yang ada di ruang tamu untuk dilihat saja ya...” bukan ”nanti disana jangan keluar pagar lho, awas nanti kalau kamu pegang-pegang hiasan di ruang tamu!!”. Dengarkan juga apa yang dikhawatirkan anak di tempat bertamu nanti, lalu cari bersama solusinya. Mempersiapkan anak dengan mengajak bicara membuat anak merasa diperlakukan adil.

3. Hargai anak
Perlakukan anak sebagai individu yang sedang bertamu juga, bukan sekedar pelengkap penderita yang kita abaikan. Saat datang anak diperkenalkan ke tuan rumah (boleh menganjurkan anak untuk bersalaman, tapi tidak perlu terlalu ngotot karena bisa membuat anak menarik diri). Kalau pemilik rumah juga punya anak, akan sangat baik jika anak didukung berinteraksi dengan sebayanya. Anak juga boleh ikut berbicara, meski begitu ada baiknya juga anak diperkenalkan dengan ”waktunya bicara” dan ”waktunya mendengarkan”. Hindari menegur anak dengan intonasi keras di depan orang asing (kecil-kecil anak juga punya harga diri lho..). Jika ingin menegur anak yang lupa melepas sepatu kita bisa mendekatinya dan berbisik ”De'... sepatunya ditaruh di luar yuk..”. Merendahkan anak untuk kesopanan juga sangat tidak disarankan, misalnya ”duh maaf ya mbak.. anak saya memang nakal” kalimat seperti ini hanya akan membuat anak berpikir bahwa ia memang nakal, plus merasa tidak dihargai.
Jika ada kesempatan bagi anak untuk berbicara, maka biarkan dia berekspresi ataupun menunjukkan kecakapannya. Misalkan anak sudah hafal beberapa surat pendek dalam Al-Qur'an biarkan dia menunjukkannya. Hal ini akan melatih rasa percaya dirinya.

4. Evaluasi
Meskipun sudah dipersiapkan sesiap-siapnya, mungkin saja buah hati kita melakukan kesalahan saat bertamu. Namanya juga anak-anak. Ketulusan dan sikap bijak orang tuanyalah yang akan membantu anak untuk belajar dari kesalahannya.


Tidak ada komentar: